Guan Yin melindungi dari gangguan energi jahat
diceritakan oleh Anapanasamadhi
Namo Kuan She-Yin Phu Sa!!!
Ketika saya masih SMP dulu, ada saudara sepupu saya yg pernah kerasukan makhluk halus. Dia sama sekali bukan Buddhis (org-nya Katolik dan tidak pernah tau tentang ajaran Buddha). Pada suatu waktu, dia pingsan dan badannya kejang2 tanpa sebab. Dia berteriak2 minta tolong, katanya ada monster besar yang ingin membunuh dan menelannya. Kondisinya sangat lemah sehingga dia menyuruh org tuanya untuk memanggil semua sanak saudara2 kami untuk meminta maaf atas kesalahan2nya selama ini karena dia akan segera meninggal. Keadaannya sangat memprihatinkan. Dia berteriak dan meronta2 terus setiap saat tanpa henti. Segala usaha telah dicoba untuk menyembuhkannya tapi tetap saja gagal.
Tiba2 saja pada suatu malam, dia melihat sesosok wanita berjubah putih memancarkan air suci untuk mengusir roh2 jahat yg ada di sekelilingnya. Dia tentu saja tidak tahu siapa itu krn dia memang bukan Buddhis. Jadi dia berteriak memanggil ibunya, “Bu, saya melihat ada seorang wanita berjubah putih yang parasnya sangat cantik di sana dan di dahinya ada luka merah. Cepat ambil obat antiseptic untuk mengobati lukanya… ” Setelah diselidiki lebih lanjut, ternyata yg dia maksud dgn luka itu sebenarnya titik merah (urna) yg sering kita lihat di dahi para Buddha dan Bodhisattva.
Sejak saat itu, keadaannya semakin membaik. Katanya ketika dia tidur, sang Dewi selalu menjaga di sampingnya dan kadang2 juga mengutus jenderal bermuka merah dan bergolok panjang untuk menjaga pintu kamar-nya (mungkin Dewa Kuan Kong). Rupanya setelah ditelusuri, di salah satu bagian rumahnya, masih tersimpan sebuah Arca Dewi Kuan Im yg dilindungi rapat dgn sebuah kotak kaca. Arca itu dibawa dari daratan cina oleh kakek-nya dan telah tersimpan di rumah itu selama 20 tahun. Ini sama sekali mukjizat karena keluarganya adalah keluarga Katolik dan sama sekali tidak mengenal Buddhisme.
Sejak saat itupun, dia berkata bahwa dia bisa berkomunikasi batin dengan Sang Dewi yang selalu berada di sampingnya. Ibunya sempat bingung dan bertanya: “Dewi Kwan Im itu asalnya dari Cina dan kau dari Indonesia. Bagaimana mungkin kau bisa mengerti kata2nya Dewi?”. Dia bilang: “Saya tidak tahu. Saya hanya melihat Sang Dewi dan tiba2 saja saya mengerti apa yang Dia katakan. “Dia juga bertanya pada Dewi apakah dia harus pindah agama atau tidak. Dan Dewi berkata dia tidak perlu pindah agama, tapi setidaknya satu kali seminggu dia bisa datang untuk bersembahyang di kelenteng. Pada suatu kali ketika dia datang di kelenteng, dia melihat ada cahaya yang sangat terang terbang ke lantai tiga-nya kelenteng itu. Ketika dia masuk, dia melihat bahwa di lantai tiga ada altar dengan patung KuanYin besar yang memancarkan cahaya. Saya pun ketika masih di Indonesia sering menghabiskan waktu bermeditasi dan membaca sutra di altar Kuan Yin itu. Suasananya sangaaat damai dan tenang. Kadang2 ketika saya membaca mantra Ta Pei Cou, saya sering merasa ada angin sepoi2 yang datang dari belakang
Mulai saat itu, banyak sanak keluarga kami yang datang berkonsultasi untuk bertanya segala hal pada saudara sepupu saya itu. Dan hebatnya, semua ramalan yang diberikan sangat tepat, mulai dr masalah keuangan, keluarga, bisnis, sekolah, dll. Contohnya dia berkata, ayah dan ibu saya tidak boleh terlalu mempercayai pembantu rumah tangga kami krn karakternya tidak terlalu bagus. Eh betul juga, tidak lama kemudian pembantu kami lari dan tidak pulang2 lagi. Selain itu, saudara saya juga menyarankan pada Apo (nenek) saya untuk meminum air yang dicampur hu Kuan yin agar bisa memperoleh umur panjang. Ayah dan bibi saya sebenarnya sudah tau yg mana yg hu Kuan Yin, tapi untuk mengetes saudara saya, mereka mengambil setumpuk hu2 dari Ma Co, Dewa Bumi, dll dan bertanya pada saudara saya: “Hu yang mana yang harus diberikan pada Apo?” Saudara saya melihat sebentar dan dia langsung menarik satu kertas kuning yang bertulisan Kwan Im. Nah, dia sama sekali tidak mengerti ajaran Buddha, apalagi bahasa Cina, tapi dia bisa memilih yang mana hu yang bertulisan Kuan Yin. Dan ramalannya juga tepat, Apo saya baru saja meninggal pada umur 92 tahun.
Sekarang saudara saya sudah tidak menunjukkan gejala2 yang aneh lagi. Tapi peristiwa itu membuat keyakinan saya terhadap agama Buddha semakin kuat. Sejak saat itu, saya selalu rajin mempelajari ajaran Buddha, bermeditasi, membaca paritta, sutra, dll. Dan kalo tidak ada peristiwa itu, saya mungkin tidak akan mengenal ajaran Buddha dan berada di forum ini sambil membahas ajaran2 Buddha bersama teman2 sedharma
Sumber: http://www.wihara.com/forum/seputar-buddhisme/258-welas-asih-dewi-kwan-im.html